Air terjun La’iwi, nama yang membuat seorang ibu tua geleng-geleng sekalipun menuturkan, “kasihan anak’e” sebelum dia lantas memberi tahu jalannya. Saya tidak mengerti apa makna dari kata ‘kasihan’ yang dia lontarkan demikian saja sampai nantinya setelah saya sampai dalam tempat. Desa Matawai Amahu, Kecamatan Katala Hamu Lingu adalah tempat air terjun ini, namun tentu saja tidak lantas demikian mudah diketahui. Bukan karena medan jalannya yang sulit, namun lebih karena tempat ini tidaklah diurus jadi object wisata.
Sekurangnya sampai saya ada. Batu-batu dan pasir masih tertumpuk di tempat, hanya tempat masuknya baru dibikin satu gerbang masuk dari kayu. Itu cuma satu penanda bila saya dan Imam memang sudah datang tempat. Tapi masuk lewat mana? Harus bertanya kembali. Perjalanan Tidak Disengaja Air terjun Laiwi tidak pernah masuk dalam list-ku. Hari Kamis sesudah sarapan saya dan Imam sudah start naik motor dari Waingapu dengan arah pantai Tarimbang. Karena jarak dari Waingapu ke pantai Tarimbang katanya hampir 4 jam, jadi seharusnya pergi pagi.
Artikel Terkait : http://keanu.hol.es/wisata/kampung-tarung/
Permulaannya dari Waingapu ke pantai Tarimbang ingin berkunjung ke bukit Wairinding, namun karena terlewat begitu jauh selanjutnya tidak berhasil ke Wairinding dan lanjut tetap ke Tarimbang. Bila kata Imam ini semua salah sinyal yang seenaknya muncul hilang. Perbukitan Sumba memang momok buat sinyal, demikian jalan yang terjepit diantara dua bukit langsung sinyal hilang. Walaupun sebetulnya terjepit diantara dua bukit itu enak.. bangett.. Di pertigaan simpang Paipraha setelah masuk di Lewa belok ke kiri, saya sempatin berkunjung ke satu warung kecil.
Sebenarnya hanya warung kelontong saja, tapi ibunya tidak keberatan membikinkan satu gelas kopi sachet. Kebetulah terdapat beberapa rombongan motor yang baru saja kembali dari pantai Tarimbang sekalinya bisa dapet info tempat persisnya. 1/2 jam lantas kita lanjutkan perjalanan mengarah Tarimbang. Di pertengahan jalan, pada suatu percabangan jalan ada tulisan “Air Terjun Laiwi” membuat saya hentikan motorku. Eh, motor utang maksudku.