Tradisi Perang Tipat Bantal 2

Tradisi Perang Tipat Bantal

Posted on
No ratings yet.

Pulau Bali tidak hanya keindahan alam serta objek wisatanya sebagai daya tarik buat wisatawan, ikut kebiasaan serta budaya yang masih tetap dilestarikan oleh penduduk yang berada di Bali ini bisa menarik beberapa wisatawan untuk hadir. Salah satunya kebiasaan unik yang masih tetap berada di Bali sampai saat ini ialah kebiasaan Perang Tipat Bantal.Kebiasaan Perang Tipat Bantal ini diselenggarakan atau dikerjakan di Desa Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Kebiasaan unik yang satu ini telah ada semenjak tahun 1337. Dikerjakan teratur tiap-tiap bulan ke empat dalam penanggalan Bali (sasih kapat), yakni seputar bulan September – Oktober. Kebiasaan perang Tipat Bantal atau dikenal juga dengan kebiasaan Aci Rah Penganggon ini terkait erat dengan kehidupan pertanian penduduknya, di mana kebiasaan perang Tipat Bantal diselenggarakan menjadi bentuk perasaan sukur pada Tuhan yang Maha Esa atas semua kehidupan yang diciptakannya serta berlimpahnya hasil panen di desa ini.

Tradisi Perang Tipat Bantal 2

Artikel Terkait : http://bloggerseo.hol.es/wisata/pura-besakih/

Seperti namanya yakni Perang Tipat Bantal, di mana dalam kebiasaan ini menyertakan Tipat serta Bantal menjadi senjata mereka. Tipat atau bila anda mengenalnya ialah ketupat, adalah olahan makanan yang berbentuk beras dibungkus dalam anyaman daun kelapa atau janur yang masih tetap muda serta dibuat jadi sisi empat.Sedang Bantal ialah panganan atau jajanan Bali yang terbuat dari beras ketan yang dibungkus dengan janur, tapi kesempatan ini Bantal dibuat bundar lonjong. Tipat serta Bantal ikut adalah satu simbol, di mana Tipat melambangkan daya feminim, sedang untuk Bantal ialah simbol dari daya maskulin.

Artikel Terkait : http://alifbatasa.hol.es/wisata/puri-agung-tabanan/

Pertemuan dari ke-2 hal itu diakui akan memberi kehidupan pada semua makhluk yang ada dalam dunia ini.Kebiasaan perang Tipat Bantal ini berjalan di Pura Desa Kapal. Kebiasaan dimulai terlebih dulu dengan upacara sembahyang bersama dengan yang dibarengi oleh semua masyarakat desa. Saat upacara, pemangku kebiasaan akan memercikan air suci menjadi bentuk permintaan minta keselamatan beberapa masyarakat peserta dari Perang Tipat Bantal. Lalu beberapa lelaki akan bertelanjang dada. Mereka dibagi jadi dua grup, berdiri sama-sama bertemu serta di depan beberapa peserta sudah siap senjata yang akan dipakai perang yakni tipat serta bantal.

READ  Desa Penglipuran

Artikel Terkait : http://shieldsclass.com/mw/index.php/User_talk:Sewamobilbali

Sesudah aba-aba diawali berbunyi, beberapa pria itu akan mulai sama-sama menyerang grup yang ada didepannya. Situasi kebiasaan berjalan demikian sengit, di mana akan tampak tipat serta bantal yang berterbangan di hawa. Perang tipat bantal yang berjalan di muka Pura Desa Kapal, beralih tempat keluar pura. Beberapa peserta bersiap-siap di jalan raya yang ada di muka pura, serta kembali riuh sama-sama lempar. Bukan sekedar beberapa peserta yang akan terserang lemparan tipat serta bantal. Beberapa wisatawan atau masyarakat yang turut lihat akan terserang. Akan tetapi, walau beberapa peserta terserang lemparan yang cukuplah keras, mereka tidak menganggap menjadi bentuk perkelahian. Kebiasaan berjalan demikian sengit serta dipenuhi oleh tawa suka.

Please rate this

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *