7278 620

Biji-biji cokelat kering isi tiga karung goni. Di wadah bambu terhampar biji kakao. Ada juga pohon kakao. Sedang di pojok lainnya terlihat mesin pengolah cokelat diletakkan di ruang berkaca. Semuanya ialah beberapa koleksi yang berada di Museum Cokelat Monggo, Bantul, Yogyakarta. Dinding ruang museum dipenuhi oleh poster serta gambar cokelat dari banyak negara. Materi riwayat cokelat semenjak beberapa ribu tahun kemarin juga terpampang disana. Contohnya, satu poster bergambar suku-suku di Amerika Latin tengah nikmati cokelat. Tidak tertinggal, di kaca dipajang dengan bungkus serta wadah cokelat dari bermacam negara. Photo petani tengah menuai cokelat serta type pohon kakao ikut terkumpul lengkap.

7278 620

Artikel Terkait : http://masterseo.esy.es/wisata/air-terjun-tuwondo/

Museum ini berada tidak jauh dari Desa Wisata Krebet—sentra kerajinan batik kayu. Museum edukasi itu ada di kompleks dua bangunan serta dinamakan Chocolate Monggo Museum and Showroom. Museum Cokelat Monggo miliki dua bangunan yang kental dengan nuansa Jawa. Kursi serta gebyok ciri khas Jawa menghiasi ruang. Musiknya juga berbentuk gending Jawa. Museum ini dibangun Thierry Detournay, seseorang masyarakat negara Belgia.

Artikel Terkait : http://prediksibola.hol.es/wisata/pantai-kesirat/

Thierry dikenal juga menjadi pendiri Cokelat Monggo, yang rumah produksinya ada di Kotagede, Yogyakarta. Tidak bingung, di salah satunya sudut dipampangkan komik riwayat berdirinya Cokelat Monggo.Dalam tempat itu, pengunjung dapat belajar mengenai riwayat cokelat dan produksi cokelat dari memproses biji sampai jadi cokelat siap saji. Pengunjung dapat juga melakukan eksperimen dengan adonan cokelat. Mereka bebas masukkan adonan cokelat ke cetakan yang berada di showroom. “Anak-anak dapat coba membuat cokelat munjung.

Artikel Terkait : http://masterseo.esy.es/wisata/masjid-kotagede-yogyakarta/

Terkesan serta mereka mendapatkan pengalaman baru,” kata Munawaroh, guru kelas 5 SD Bangunjiwo, Bantul, pada Tempo, Senin, 13 Maret 2017. Munawaroh sempat mengikuti siswanya bertandang ke museum itu. Hasil kunjungan ke museum cokelat, katanya, bermanfaat untuk pelajaran bahasa Indonesia. Dari kunjungan itu, 55 siswa disuruh menulis pengalamannya. Munawaroh memperoleh info mengenai museum itu dari seseorang kawan. Letak museum ikut tidak jauh dari SD Bangunjiwo. Mereka bertandang kesana Februari kemarin.

READ  Museum Sonobudoyo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *